Di mana ada tinju,lives sidney wanwantoto di situ ada Mateus
Oleh Muhammad Ramdan
Jumat, 20 September 2024 20:19 WIB
Pematang Siantar (ANTARA) - Setiap Pekan Olahraga Nasional (PON) selalu penuh cerita, bukan hanya tentang atlet yang bertanding, tetapi juga tentang orang-orang yang tak terlihat di panggung utama.
Salah satu cerita tentang orang-orang di balik panggung utama itu adalah tentang Evaritus Mateus Moah.
Pria berusia 69 tahun ini hampir tak pernah absen dalam setiap arena tinju pada pesta olahraga terbesar di Indonesia sejak PON XV di Jawa Timur pada 2000.
Mateus bukan atlet, bukan pula pelatih. Dia hanya penjual suvenir berbentuk sarung tinju, untuk gantungan kunci, kalung, sampai ikat pinggang.
Dalam final cabang olahraga tinju PON Aceh-Sumatera Utara 2024, di Universitas HKBP Nommensen, Pematang Siantar, Sumatera Utara, pada Kamis (19/9), Mateus duduk tenang di belakang lapaknya.
Ia mengenakan pakaian serba tinju dari ujung kepala hingga kaki, seolah ingin menunjukkan cinta teramat besarnya kepada olahraga adu jotos itu.
Mateus bukanlah orang baru di dunia tinju. Pria asal Maumere di Nusa Tenggara Timur ini sudah mencintai tinju sejak muda.
Meski jalurnya berbeda dari petinju-petinju yang bertarung di ring, Mateus telah menjadi bagian tak terpisahkan dari ring tinju.
Baca juga: Huswatun Hasanah pertahankan emas tinju NTB di PON Aceh-Sumut
Perjalanan Mateus di dunia tinju diawali dari hijrahnya ke Bogor, Jawa Barat pada 1977. Ia pernah menekuni profesi sebagai pelatih tinju di Kabupaten Bogor, selama 21 tahun, dari 1995 hingga 2016.
Ada momen penting dalam hidupnya pada 9 September 1999, ketika di dalam kepalanya muncul ide unik.
Ia terpikir membuatkan suvenir yang bisa menjadi kenang-kenangan untuk para penggemar tinju. Dari situlah lahir ide membuat pernak-pernik bertema tinju.
Momen penting dalam hidupnya terjadi pada PON 2000 di Jawa Timur, ketika 600 suvenir yang dia jajakan ludes dalam waktu dua hari.
Peristiwa itu membuatnya terus semangat berkarya dan menjual suvenir di berbagai kejuaraan tinju, mulai tingkat daerah hingga nasional.
“Setiap ada event tinju, pasti saya hadir," kata Mateus dengan senyum bangga.
Namun, dia harus melewatkan satu PON, yakni PON XX/2021 Papua. Mateus tidak bisa hadir karena kala itu belum divaksin, dan itu adalah satu-satunya PON yang dia lewatkan sejak 2000.
Baca juga: Tinju - Aldriani tak tertandingi dengan kembali raih emas di PON 2024