BMKG prakirakan cuaca ekstrem melanda Jabar hingga sepekan ke depan
Jumat,siaran signi martabetoto 8 November 2024 17:34 WIB
Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat disertai kilat, petir, dan angin
Bandung (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung memprakirakan sebagian besar wilayah Jawa Barat berpotensi mengalami cuaca ekstrem hingga sepekan ke depan.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu di Bandung, Jumat, menjelaskan bahwa peralihan musim dari kemarau ke musim hujan saat ini meningkatkan kemungkinan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi, disertai angin kencang, terutama pada sore hingga malam hari.
"Karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat, dapat disertai kilat, petir, dan angin," katanya.
Teguh menyampaikan bahwa wilayah Jabar telah memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, sehingga harus menjadi perhatian masyarakat untuk melakukan langkah antisipasi menghadapi musim penghujan.
Dia mengungkapkan bahwa tanda-tanda peralihan ke musim hujan mulai terlihat di sebagian besar wilayah Jabar dengan meningkatnya intensitas hujan di sore hingga malam hari.
“Kondisi ini merupakan salah satu ciri masa peralihan musim di mana pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari,” kata dia.
Menurut dia, karakteristik hujan pada periode peralihan cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dapat disertai petir dan angin kencang dalam durasi singkat.
“Dalam satu minggu ke depan, diprakirakan terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan konvektif atau terjadinya hujan ringan hingga lebat,” kata Teguh.
Oleh karena itu, kata dia, dalam menghadapi masa peralihan musim kemarau ke musim hujan tahun ini, masyarakat diminta mewaspadai potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan kilat yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
“Masyarakat diharapkan mengenali potensi bencana di lingkungannya dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut, misalnya dengan tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan dan menata lingkungan sekitarnya,” katanya.
Baca juga: BMKG perkirakan sejumlah kota besar diguyur hujan pada Jumat Baca juga: BBMKG Denpasar minta masyarakat waspadai potensi gelombang tinggi