BNPB tangani 2.000 pengungsi erupsi Lewotobi di Kabupaten SIkka
Jumat,bocoran sydney dari pusat wanwantoto 8 November 2024 08:38 WIB
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki yang berjumlah 2.000 orang di Kabupaten Sikka juga mendapatkan penanganan yang baik selain mereka yang ada di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tengara Timur.
“Sekitar 2.000 jiwa mengungsi ke Kabupaten Sikka juga tidak luput dari pengawasan,” kata Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB Lukmansyah dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Baca juga: BNPB tegaskan pengungsi erupsi Gunung Lewotobi punya hak tunggu hunian
Menurut dia, Gunung Lewetobi Laki-Laki berada di Kabupaten Flores Timur, namun banyak warga yang berada di radius bahaya yakni tujuh kilometer dari bukaan kawah gunung api memilih mengungsi ke wilayah tetangga yaitu Kabupaten Sikka.
Tim petugas gabungan di lapangan mengkonfirmasi sebagian besar korban mengungsi ke tempat pengungsian yang disiapkan pemerintah di Desa Kringa dan Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Sikka karena berbatasan langsung dengan Flores Timur.
Baca juga: Kepala BPNB: Relokasi korban erupsi Lewotobi ditentukan rapat menteri
Adapun lokasi pengungsian yang memanfaatkan bangunan rumah ibadah, ruang kelas, dan tenda darurat tersebut sudah dilengkapi dengan barang kebutuhan pokok, alat masak, perlengkapan pengungsian, obat-obatan beserta tenaga medis yang mengawasi kondisi korban secara penuh.
"Kesehatan juga kami cek, perawat dan dokternya 24 jam harus membantu mengatasi sakitnya pengungsi. Termasuk guru untuk pengajaran bagi anak-anak yang mengungsi," katanya.
Baca juga: Wamensos salurkan bantuan untuk korban erupsi Lewotobi Rp1,2 miliar
Pusdalops BNPB mencatat secara keseluruhan sampai dengan Jumat (8/11) jumlah pengungsi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki total ada sebanyak 5.816 orang atau bertambah dari sehari sebelumnya sebanyak 4.436 orang. Jumlah ini sudah termasuk korban di Kabupaten Flores Timur yang di antaranya berada di Desa Lewolaga, Hokeng, dan Konga.